Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara sekalian yang saya hormati, Pertama-tama marilah senantiasa kita panjatkan puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta InnayahNya kepada kita semua, sehingga kita semua masih bisa diberi kesempatan untuk menghadiri di pengajian yang Insya Allah di rahmati Allah SWT malam hari ini.
hidayah serta InnayahNya kepada kita semua, sehingga kita semua masih bisa diberi kesempatan untuk menghadiri di pengajian yang Insya Allah di rahmati Allah SWT malam hari ini.
Sholawat serta salam selalu tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta para keluarganya, Sahabat-sahabatnya, Alim-ulama dan Insya Allah kepada kita semua selaku umatnya yang menanti syafa'atnya di Akhir zaman. Aamiin Ya Robbal'alamiin.
Jama'ah sekalian yang dirahmati Allah SWT,
Kita percaya bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Namun sering kali kita lupa bahwa setiap detik kita berada dalam pengawasanNya. Sehingga dalam kesendirian, manakala tidak ada orang yang melihat, kita dapat melakukan kemaksiatan dengan leluasa. Padahal Allah melihat semua perbuatan kita. Inilah yang sering kita lupakan.
Oleh karena lupa bahwa Allah itu selalu mengawasi, maka akan merasa aman apabila secara diam-diam melakukan kejahatan, memanipulasi, korupsi, mencuri, berzina, dan sebagainya. Seandainya setiap saat manusia merasa di awasi oleh Allah, maka ia tak akan berani melakukan perbuatan tercela, kecuali orang-orang yang memang durhaka kepada Allah SWT. Na'udzubillahi mindzalik..
Para Hadirin Rakhimakhumullah,
Merasa selalu diawasi oleh Allah SWT, dimana dan kapan saja, merupakan tanda-tanda orang beriman. Perlulah kita sadari bersama, bahwa kepercayaan kepada Allah, menurut ajaran Islam adalah beriman kepadaNya. Hal itu dapat memberi landasan kuat kepada diri kita agar selalu berada dijalan yang benar. Insya Allah..
Sikap dan kepercayaan adanya Allah akan memperkuat keyakinan kita bahwa tidak ada yang lebih berkuasa kecuali Allah. Tidak aa yang perlu ditakuti di Dunia ini, kecuali Allah. Seluruh alam, CiptaanNya dan termasuk manusia tidak ada artinya, sangat kecil dihadapan Allah.
Keimanan tersebut terus berkembang bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui. Sikap inilah yang harus kita tekankan dalam lubuk hati kita. Sebab jika telah yakin bahwa Allah Maha Mengetahui maka kita akan merasa selalu dalam pengawasan Allah. Setiap gerak-gerik dan apa saja yang kita perbuat tidak terlepas dari perhatianNya.
Kalau hati sudah tertanam keimanan seperti itu maka di dalam jiwa kita timbul rasa takut. Seperti halnya seorang pekerja yang selalu diawasi oleh mandornya. Ia akan takut berbuat salah. Pekerjaannya dilakukan dengan hati dan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Para hadirin yang berbahagia.
Sebagai seorang muslim yang beriman, kita harus benar-benar percaya bahwa Allah adalah Dzat yang memiliki kemampuan untuk mengetahui gerak-gerik makhlukNya. Baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun tersembunyi. Sesungguhnya perbuatan yang besar maupun yang sekecil apapun, Allah tetap mengetahuinya, bahkan Allah pun tahu apa yang terlintas dihati kita. Allah Maha Esa tiada sekutu baginya. Sifat dalam Dzatnya, sifat dalam af'alNya, Allah itu satu tetapi ada dimana-mana bersama para makhluknya. Oleh karena itu, dia selalu mengawasi kita.
Diterangkan dalam Qur'an Surat Qaf ayat 16:
"Sesungguhnya telah Kami Ciptakan Manusia dan Kami Mengetahui segala yang dibisikkan oleh jiwanya (hatinya). Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lhernya sendiri."
Demikinlah Allah Maha Mengetahui dan kemana saja kita pergi Allah selalu myertai. Karena itu hendaknya kita tanamkan suatu kepercayaan bahwa Allah selalu berada didekat kita, bahkan lebih dekat daripada urt nadi kita. Kita harus yakin bahwa Allah senantiasa mengasai kita, ditempat gelap ataupun terang, terbuka atau tertutup, bersama atau sendirian. Janganlah sedetikpun kita melalaikan Allah. Sebab, Allah tak pernah Lalai kepada kita. Orang-orang yang lalai kepada Allah berarti tak ingat kalau dirinya dalam pengawasanNya. Jika sudah demikian, dia cenderung dapat dengan mudah dipengaruhi hawa nafsunya sendiri. Untuk melakukan dosa, ia tak takut atau tidak segan seikitpun.
Para Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
didalam Al-Qur'an tertulis firman Allah:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka merekalah orang-orang yang rugi." (Q.S 63:9)
Seringkali orang menjadi lupa disebabkan oleh karena harta yang dimilikinya. Bukannya ia bertambah bersyukur tetapi justru menuruti hawa nafsunya. Banyak harta akan membuka peluang bagi seseorang berbuat sekehendak hatinya. Jika tidak terkontrol dengan iman dan taqwa, maka seseorang akan menjadi budak hawa nafsunya sendiri, itulah sebabnya sehingga Allah berpesan kepada kita agar kita tidak lupa kepadaNya disaat mendapatkan harta yang banyak.
Harta yang banyak juga dapat menipu diri sendiri. Orang-orang yang lalai kepada Allah karena harta merasa seolah-olah dialah yang berkuasa. Berjalan di muka bumi seakan-akan tiada yang dapat menandinginya. Ditengah-tengah masyarakat ia merasa sombong. Merasa bahwa hidup ini lama. Apa saja yang dia kehendaki dapat dicapai dengan mudah. Akibatnya dari semua itu, ia benar-benar lupa bahwa rejeki dan harta yang banyak itu semata-mata adalah karunia Allah. Ia juga lupa bahwa tingkah laku dan perbuatannya itu selalu diawasi Allah.
Para hadirin yang berbahagia,
Orang-orang semacam itu merasa yakin bahwa hari esok masih panjang. Ia lupa terhadap kematian yang setiap saat menghampiri dan mengintai dirinya. Hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang dan enggan beribadah maupun beramal taat. Kalaupun sekali-kali ingat mati, maka hatinya menjadi risau. Perasaan risau itu bukannya karena cemas memikirkan tak punya bekal untuk akhirat, tetapi sedih jika berpisah dengan kesenangan dan harta bendanya.
Berbeda dengan orang-orang yang mau ber[ikir, tentu ia akan sangat berhati-hati dalam menggunakan hartanya. Semakin banyk harta yang didapat, ia semakin banyak pula besar rasa syukurnya kepada Allah. Ia merasa hartanyayang dikaruniakan kepadanya adalah titipan Allah. Orang-orang semacam ini merasa bahwa Allah selalu mengawasi tingkah lakunya. Karenanya ia gemar bersedekhah dan beramal jariyah sebagai bekal di kemudian hari. Ia selalu ingat mati sehingga disaat ada kesempatan, suka sekali mengulurkan tangan menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
Para hadirin yang berbahagia,
Hendaknya kita jangan merasa aman dalam menghadapi hari esok, yaitu sesudah kematian. Karena itu agar mencapai khusnul khatimah, maka perlu ditanamkan rasa khawatir, jangan-jangan ajal menjemput dengan tiba-tiba. Sebab kematian bisa datang sedetik kemudian, satu jam kemudian, atau sehari lagi. Oleh sebab itu hendaknya kita menyegerakan taubat.
Allah berfirman yang artinya: "Tiada suatu hari yang mengetahui secara pasti yang akan dikerjakan besok pagi, dan tiada suatu hari yang mengetahui dengan pasti di negeri mana kita akan mati."
Para jama'ah Rakhimakhumullah,
Orang yang merasa selalu dalam pengawasan Allah, maka ibadahnya dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Diusahakan amal taatnya dikerjakan sempurna dan penuh dengan keikhlasan. Dalam menjalankan ibadah tersebut, ia tidak butuh siapa-siapa karena yang diharapkan hanyalah pahala dan rahmat dari Allah SWT. Jika berdiri menunaikan Sholat, dilakukannya dengan penuh khusyuk dan merasa benar-benar ikhlas dan benar-benar bersih hatinya dari perasaan "Riya'". Jika berpuasa, maka benar-benar dijalankan dengan baik sebab merasa Allah selalu mengawasinya. Ditempat ramai maupun sepi ia tak akan berbuka sebelum waktu berbuka tiba. Dia takut karena Allah yang selalu mengawasinya. Bila mengeluarkan zakat maka dipilihnya barang yang baik dan dilaksanakan tepat waktu. Jika menunaikan haji, maka niatnya bersih hanya karena Allah bukan mengharap sanjungan dari orang lain. Pendekny amalan-amalan yang dikerjakan disertai dengan niat ikhlas karena merasa Allah selalu mengawasi dirinya.
Para hadirin yang saya hormati,
Merasa selalu dalam pengawasan Allah dapat menimbulkan dampak yang positif bagi kepntingan kita kelak di akhirat. Dengan begitu perbuatan kita akan terkontrol dan cenderung untuk melakukan sesuatu yang baik-baik saja. Yakni perbuatan yang dapat mendatangkan keuntungan didunia maupun diakhirat. Kebaikan-kebaikan yang senantiasa kita kerjakan akan menghantarkannya pada akhir kehidupan dalam keadaan khusnul khatimah. Bagaimanapun juga orang yang selama hidupnya berbuat baik, beramal baik, dan menghindari perbuatan maksiat, Insya Allah ia akan mati dalam keadaan yang menyenangkan.
Pada keempatan kali ini saya akan bercerita tentang seorang penggembala yang jujur karena ia selalu merasa dalam pengawasan Allah. Diriwayatkan bahwa suatu hari Abdullah bin Dinar melakukan perjalanan bersama Umar Bin Khathab. Waktu itu umar telah menjadi khalifah. Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan penggembala yang sedang menuruni lembah penggembalaannya. Diam-diam khalifah Umar ingin menguji sampai sejauh mana sifat amanah anak tersebut.
Kata Umar Bin Khathab kepada anak gembala, "Wahai anak gembala, sekarang aku membutuhkan kambing, Aku ingin membeli seekor saja kambingmu itu."
Anaka gembala menjawab,"Aku hanyalah seorang budak, Tuan. Kambing-kambing itu bukan milikku. Karenanya aku tidak berhak menjualnya."
Bujuk Umar, "Gampang saja, janganlah kau katakan kepada juraganmu, jika ioa bertanya, bilang saja kalau kambing itu diterkam serigala."
Kata anak gembala menjawab,"Aduuuh Tuan, kalau berbohong begitu lalu Allah ada dimana?"
Sungguh jawaban yang luar biasa. Umar tak menduga sama sekali jika bocah sekecil itu memiliki keyakinan bahwa dia selalu di awasi oleh Allah SWT.
Umar berkata lagi,"Kau yakin Allah mengawasimu?"
Anak Gembala menjawab," Bila saja aku menipu juraganku dengan berbohong. Tetapi apa mungkin aku menipu Allah? Padahal Allah selalu mengawasiku setiap gerak dan langkah, setiap denyutan nadi dan tarikan nafas. Karena itu meskipun tuan memaksa, aku tak akan menjual kambing-kambing juraganku."
Seketika itu Sayidinna Umar menjadi sangat terharu. Bulu romanya bergidik mendengar pernyataan bocah kecil itu. Umar menangis tersedu-sedu karena tak kuat menahan keharuannya.
Umar berkata, "Antarlah aku ke juraganmu, aku ingin berbicara dengannya."
Penggembala itupun berkenan menghantarkan untuk menemui juragannya. Umar kemudian menjelaskan tentang kejujuran penggembala itu di depan sang juragan. Karena itu Umar bermaksud menebus budak tersebut. Juragannya tidak keberatanm sehingga penggembala itu menjadi bebas dan merdeka. Umar kemudian berkata kepada penggembala, "Telah kumerdekakan engkau, semoga kalimat itu pula akan memerdekakanmu kelak di akhirat!"
demikianlah orang yang selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT. Karena itu hendaknya kita selalu merasa bahwa Allah selalu mengawasi kita dalam setiap kesempatan.
Bilahit taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum warmatullahi wabarakaatuh..